Konsep audit menggambarkan mengenai pedoman yang menyeluruh dalam melaksanakan
proses audit. Sedangkan proses audit merupakan Proses yang sistematis,
berkaitan dengan verifikasi dan atestasi yang bertujuan untuk membuktikan validitas dan kesesuaian antara informasi yang di
audit dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menguji temuan-temuan
tersebut dengan menerbitkan laporan yang sesuai dengan jenis dan tujuan
audit. Lebih lanjut proses audit mengandung beberapa konsep sebagai berikut:
• Proses yang Sistematis, adalah proses terstruktur sebagai suatu aktivitas
yang dinamis yang dilakukan secara logis
• Memperoleh dan menilai bukti, bukti bagi auditor merupakan informasi yang
digunakan untuk menentukan aktivitas bisnis yang diaudit sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya
• Menentukan tingkat kesesuaian informasi dengan
ketentuan yang berlaku, membandingkan
antara kondisi sebenarnya dengan seharusnya atau menentukan tingkat kesesuaian
kondisi dimaksud
• Melaporkan hasil audit, melaporkan hasil audit kepada pihak-pihak yang terkait
Langkah-langkah audit PDE
- Merencanakan pemeriksaan
Perencanaan audit
memungkinkan bagi auditor :
·
Memperoleh
bukti yang kompeten & cukup
·
Dapat
melaksanakan audit secara effisien dengan biaya yang memadai
·
Menghindari
kesalahpahaman yang bisa timbul dengan pihak yang diperiksa
Dalam audit PDE selain manfaat perencanaan audit,
aditor juga dapat memanfaatkan sumber daya komputer dalam audit yang hendak
dilaksanakannya. Dengan kata lain, apabila ia bermaksud melaksanakan audit
dengan komputer maka ia dapat menggunakan komputer milik auditan maupun
menggunakan komputer miliknya sendiri.
- Memahami lingkungan komputer (computer environment)
Audit sekitar komputer dianggap riskan karena
perubahan teknologi PDE yang semakin kompleks dan teritegrasi. Tahapan kedua
ini harus dimengerti oleh salah satu atau seluruh auditor dalam suatu tim audit
PDE. Pengetahuan & kompetensi auditor tentang komputer atau konsep PDE
diperlukan sebagai alat bagi auditor untuk memilih dan menerapkan prosedur
audit secara memadai. Selain itu, dalam memahami lingkungan komputer auditor
dituntut pula memahami struktur pengendalian obyek yang diperiksa.
- Mengevaluasi pengendalian interen
Mengevaluasi pengendalian intern sering pula
dikatakan mengakses risiko pengendalian yaitu : menilai effektivitas kebijakan
dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah atau mendeteksi salah
saji (misstatement). Tujuan dari memahami struktur pengendalian interen adalah:
·
Mengidentifikasi
jenis-jenis kesalahan yang mungkin
timbul
·
Mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi risiko penyajian laporan keuangan yang secara
material salah
·
Merancang
pengujian-pengujian substantif
·
Dapat
mengurangi prosedur audit lainnya
·
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi risiko karena kesalahan pengungkapan dalam
informasi yang diaudit
- Melakukan pengujian ketaatan dan pengujian substantif
Tujuan pengujian ketaatan adalah untuk menentukan
apakah sistem pengendalian intern berjalan sebagaimana yang dikehendaki.
Tujuan pengujian substantif adalah untuk
memvalidasi bahwa suatu transaksi ter-tentu yang telah diotorisasikan secara
memadai, disertai bukti pendukung dan dicatat.
- Menyelesaikan pemeriksaan
Tahap akhir adalah penyampaian laoporan audit
(audit report) sesuai dengan penugasan dan tujuan audit yang dilakukan. Penyelesaian
audit berupa opini atas penyampaian
laporan auditor sesuai penugasannya
yaitu :
·
Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
·
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan pen-jelasan tambahan (unqualified opinion with notice)
·
Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
·
Pendapat tidak wajar (adverse
opinion)
·
Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar