Senin, 25 November 2013

PENGENDALIAN INTEREN



Menurut manajemen suatu organisasi, penegendalian merupakan sesuatu yang penting dan harus ada didalam organisasi, kerena dapat membuat kinerja sistem organisasional berjalan secara efektif, sebagai sarana untuk membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan yang seharusnya, sebagai pembanding kinerja yang seharusnya dinyatakan dalam perencanaan dan untuk menghindari kerugian yang material dan penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan. Sudah menjadi tanggung jawab manajemen untuk meminimalkan penyimpangan-penyimpangan tujuan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu manajemen harus memperhitungkan biaya pengendalian yang sebanding dengan manfaat yang akan diperoleh dari pengendalian tersebut.

Dari sisi tanggung jawab auditor, hanya terbatas pada yang dikemukakan dalam laporan audit yaitu dalam pemeriksaan laporan keuangan adalah pernyataan pendapat berdasarkan hasil pemeriksaan, termasuk penilaian terhadap struktur pengendalian intern. Kemudian, untuk memperkecil risiko kesalahan dalam membuat laporan audit, auditor harus mengevaluasi dan menguji ketaatan atas pengendalian internnya. Apabila dalam evaluasi tersebut ditemukan hal-hal yang belum baik, maka standar auditing juga mewajibkan kepada auditor untuk merekomendasikan dilakukannya perbaikan terhadap pengandalian tersebut. Beberapa sumber penyebab kelemahan sehingga diperlukan pengendalian adalah:
  • Kesalahan
  • Penghilangan (Omissions)
  • Otorisasi yang tidak sesuai
  • Akuntabilitas yang tidak sesuai
  • Aktivitas yang tidak efektif
  • Aktivitas yang tidak efisien

Pengendalian internal (internal control) adalah seluruh kebijakan, prosedur dan praktek akuntansi yang dibuat oleh manajemen untuk membantu melindungi organisasi dari kesalahan (error) dan penyalahgunaan (fraud). Menurut AICPA pengendalian internal adalah rencana organisasi dan seluruh metode koordinasi serta pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan untuk :
  • menjaga aktivanya,
  • menguji keakuratan dan keandalan data akuntansinya,
  • mendukung effisiensi operasional, serta
  • mendorong dipatuhinya kebijakan-kebijakan manajerial yang telah ditetapkan

Beberapa aspek utama yang harus tercakup dalam pengendalian internal (menurut Vallabhaneni) adalah:
  1. Adanya pemisahan tugas yang memadai
  2. Adanya dokumen dan catatan-catatan yang memadai
  3. Adanya otorisasi yang memadai dari manajemen
  4. Adanya pengendalian yang memadai atas aktiva dan catatan-catatan
  5. Adanya penilaian yang independen terhadap kinerja para pegawai
  6. Adanya pegawai yang kompeten
  7. Adanya uraian tugas
  8. Adanya struktur organisasi yang baik dengan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas
  9. Adanya pengelolaan (manajemen yang baik dengan tingkat integritas yang tinggi.

Struktur pengendalian internal, merupakan seluruh kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk memperoleh kepastian bahwa tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen akan dapat tercapai. Struktur pengendalian internal menurut SPAP terbagi menjadi 3 unsur, yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur akuntansi. Sedangkan COSO (The Committee of the Sponsoring Organizations) membagi struktur penegndalian internal menjadi 5 katagori, yaitu:
  1. Lingkungan pengendalian (control environment)
  2. Akses terhadap resiko (risk assessment)
  3. Informasi dan komunikasi (communication and information)
  4. Aktivitas pengendalian (control activity) dan
  5. Pemantauan (monitoring).

Klasifikasi pengendalian internal

  1. Pengendalian menurut waktunya (berdasarkan saat dilakukannya pengendalian )
Ø  Pengendalian sebelum terjadinya suatu kegiatan
Ø  Pengendalian selama berlangsungnya kegiatan
Ø  Pengendalian setelah berlangsungnya kegiatan
  1. Pengendalian menurut tujuannya (berdasarkan tujuan yang hendak dicapai)
Ø  Pengendalian preventif
Ø  Pengendalian detektif
Ø  Pengendalian korektif
  1. Pengendalian menurut klasifikasi lainnya (berdasarkan kategori)
Menurut IAI :
Ø  Pengendalian Umum (general controls)
Ø  Pengendalian Aplikasi (application controls)
Menurut Ron Weber
Ø  Pengendalian terhadap keaslian
Ø  Pengendalian terhadap akurasi
Ø  Pengendalian terhadap kelengkapan
Ø  Pengendalian ulangan
Ø  Pengendalian atas privasi data
Ø  Pengendalian atas jejak audit
Ø  Pengendalian atas eksistensi
Ø  Pengendalian atas perlindungan aktiva
Ø  Pengendalian atas efektivitas sistem
Ø  Pengendalian atas efisiensi penggunaan sumber daya komputer


Sebagaimana disebutkan sebelumnya, standar auditing mengharuskan kepada auditor antara lain untuk mengevaluasi pengendalian interen dan menguji ketaatan terhadapnya. Beberapa cara dapat digunakan auditor untuk mendokumentasikan pemahamannya terhadap sistem pengendalia yang dimiliki auditan, tiga diantaranya adalah:
a.       Menggunakan kuesioner
b.      Menggunakan bagan arus
c.       Menggunakan narasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar